SEHELAI PERMAIDANI
Lorong hitam yang ku lewati
Butiran nasi yang ku ambil
Ku terus berjalan
Bersifarkan tangis
Aku melangkah tanpa berbalik badan
Butiran nasi yang ku ambil
Ku terus berjalan
Bersifarkan tangis
Aku melangkah tanpa berbalik badan
Rumah daun tempat teduhanku
Cuba menjalani hidup
Dengan separa cukup
Tanpa keluh
Ku terus hidup
Ekonomi kini kian pesat
Semakin membangun semakin mengikat
Dahulunya menyenangkan hati
Kini menyempitkan diri
Cuba menjalani hidup
Dengan separa cukup
Tanpa keluh
Ku terus hidup
Ekonomi kini kian pesat
Semakin membangun semakin mengikat
Dahulunya menyenangkan hati
Kini menyempitkan diri
Kini
Hanya sang permaidani lusuh
Yang mengatur ku mencari rezeki
Membentuk diri
Yang ikhlas dari sudut hati
Yang mengatur ku mencari rezeki
Membentuk diri
Yang ikhlas dari sudut hati
Aku hanya bisa berserah
Dengan sedikit daya
Keringat diri sentiasa memaksa
Dengan hidup ku ini
Aku tiada kenal erti henti
Dengan sedikit daya
Keringat diri sentiasa memaksa
Dengan hidup ku ini
Aku tiada kenal erti henti
Entah bila aku akan merasa
Yang namanya kecukupan
Kerna yang aku punya
Hanya sekadar diri
Dan sang permaidani
Yang namanya kecukupan
Kerna yang aku punya
Hanya sekadar diri
Dan sang permaidani
-asyraf.zawawi-
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete